BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang telah
berkembang khususnya di pulau jawa selama berabad-abad. Berkembangnya pesantren
sampai saat ini di berbagai daerah-daerah. Desa-desa tiada lain untuk
mengembangkan ajaran agama islam. Kita lihat pondok pesantren pada masa lalu
bahwa bangunannya cukup sederhana tapi pengembangan ajarannya cukup bagus dan
tempatnya sangat terbatas. Jika kita bandingkan dengan zaman sekarang pondok
pesantren berada dimana-mana demi untuk menyempurnakan ajaran islam tersebut,
dan dengan bangunan-bangunan yang sangat megah dan serba modern mulai dari
tempat, alat belajar dan lain sebagainya. Sehingga semua fasilitas terpenuhi.
Di masa awal kemerdekaan indonesia 1948 adalah salah satu sumbangan terpenting
dunia pesantren adalah formulasi resolusi jihad yang dikumandangkan hasyim
asy’ari
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana pengembangan pesantren pada masa orde lama?
- Bagaimana perkembangan pesantren pada masa era orde baru hingga era reformasi?
- Siapakah tokoh pertama yang mendirikan pesantren?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui bagaimana perkmbangan pesantren pada masa orde lama.
- Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pesantren pada masa era orde baru hingga era reformasi
- Untuk mengetahui siapakah tokoh pertama yang mendirkan pesantren
BAB
II
PEMBAHARUAN
PESANTREN
1.
Asal-Usul Pesantren
a.
Sejarah Pondok Pesantren
Asal-usul pesantren tidak bisa dipisahkan dari pengaruh
sejarah wali songo abad 15-16 di jawa. Pesantren merupakan lembaga pendidikan
islam yang unik di indonesia. Lembaga pendidikan ini telah berkembang khususnya
di jawa selama berabad-abad. Maulana malik ibrahim meninggal 1419 di geresik
jawa timur. Dalam masyarakat santri jawa biasanya di pandang sebagai gurunya
guru tradisi pesantren di tanah jawa.
Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua khas
indonesia. Ia merupakan sumber insjpirasi yang tidak pernah kering bagi para
pecinta ilmu dan peneliti yang berupaya mengarungi atonominya dari berbagai
dimensi.
Pendidikan di pesantren semula merupakan pendidikan agama
yang dimulai sejak munculnya masyarakat islam di negara ini. beberapa abad
kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin tertur dengan munculnya
tempat-tempat pengajian.
b. Perkembangan Pesantren Sebelum Kemerdekaan
Pesantren abad-19 menawarkan panorama yang berbeda.
Pendirian pesantren tebu ireng tahun 1899 misalnya merefleksikan hubungan
beberapa dimensi yang mencakup ideology, kebudayaan serta pendidikan. Tidak ada
yang meragukan bahwa apa yang ada dalam angan-angan hasyim asyari (1871-1947)
sebelum mendirikan pesantrennya. Tebu ireng lebih dipicu oleh keinginan
mentranmisi ilmu yang diperoleh di jawa dan timur tengah tapi tidak bisa
dipungkiri bahwa perkembangan institusi pendidikannya dalam jangka pendek dan
menengah, pendidikan pesantren tebu ireng vis a vis pabrik asing, dengan
demikian bisa dipandang sebagai upaya penting komunitas pesantren menantang
balik hegemoni penjajah kakek hasim asyari kyai usman contohnya adalah pendiri
dan direktur pesantren gedang di jawa timur dan pemimpin di pertengahan abad
ke-19. Kualitas keagamaan para santri sebuah orientasi tipikal lembaga
keagamaan sederhana di jawa. Abad 19 tidak diragukan lagi merupakan periode
terbentuknya satu jaringan ulama dengan timur tengah. Jaringan ulama
internasional dengan makkah dan madinah menunjukkan transmisi ilmu agama ke
nusantara melalui siswa indonesia. Sesungguhnya net working telah
terjalin sejak abad ke 17 dan 18.
Decade pertama abad 20 ditandai dengan munculnya anak
pesantren yang berupa lembaaga pendidikan madrasah. Lembaga ini tumbuh menjamur
pada decade pertama dan kedua dalam rangka merespon sistem klasikal yang
dilancarkan pemerintah belanda sebelumnya. Meskipun ada beberapa perbedaan
antara pesantren dan madrasah, tapi hubungan historis, cultural, moral,
ideologis antara keduanya tidak bisa terpisahkan.
c. Perkembangan Pesantren Era Orde Lama
Dimasa awal kemerdekaan indonesia 1945 salah satu
sumbangan terpenting dunia pesantren adalah formulasi resolusi jihad yang
dikumandangkan hasyim asyari. Tokoh penting dunia pesantren ini dalam sejarah
hidupnya jelas tidak pernah mengenal kompromi dengan penjajah dalam
mempertahankan bangsa, negara dan agama serta mengusir penjajah. Hasyim
mengumandangkan resolusi jihad pada bulan oktober 1945.
Pesantren dalam proses perkembangannya masih tetap di
sebut sebagai suatu lembaga keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan dan
mengajarkan ilmu agama islam. Dengan segala dinamikanya pesantren dipandang
sebagai lembaga yang merupakan pusat dari perubahan-perubahan masyarakat lewat
kegiatan dakwah islam. Seperti tercermin dari berbagai pengaruh pesantren
terhadap perubahan dan pengembangan individu, sampai pada pengaruhnya terhadap
politik di antara para pengasuhnya dan pemerintah.
Hal tersebut bisa dilihat tidak saja pesantren pada
posisi dewasa ini, tetapi bisa dilihat posisi pesantren pada zaman dahulu
sebelum belanda datang di indonesia.
Pada zaman belanda pengaruh pesantren sangat menonjol
dibidang politik di antara para raja dan pangeran jawa, kegiatan-kegiatan
perdagangan dan pembukaan permukiman. Ketika belanda telah menguasai
kerajaan-kerajaan di nusantara, pesantren menjadi pusat perlawanan dan
pertahanan kekuasaan belanda. Dari sini akhirnya pesantren dipandang sebagai
suatu lembaga yang mempunyai fungsi ganda dan pesantren bisa dipandang dari
berbagai dimensi yang meliputi dimensi paedagogis, religious maupun politik.
d. Perkembangan Pesantren Era Orde Baru
Meskipun lembaga pendidikan modern semakin banyak
bermunculan, ternyata pesantren tradisional hingga kini masih eksis. Ia
merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang sangat diperhitungkan dalam
mempersiapkan ulama masa depan, sekaligus sebagai garda terdepan dalam
memfilter dampak negatif kehidupan modern. Keberadaannya tidak hanya bertahan
akan tetapi dari masa ke masa kuantitasnya berkembang pesat.
Basis kekuatan kekuatan eksistensial pesantren
tradisional, setidaknya menurut azyumardi azra, pada suatu pihak terletak pada
corak dan faham keislaman masyarakat jawa itu sendiri. Pada pihak lain, basis
eksistensial pesantren terletak pula pada integrasi lembaga ini ke dalam
strukturj-struktur sosial yang ada.
Berdasarkan data statistik lembaga pesantren adalah:
1) Pada tahun 1942 jumlah pesantren dan madrasah di indonesia
sebanyak 1871 dengan siswa 139.415 orang.
2) Pada tahun 1977 jumlah itu berkembang 4.195 lembaga dengan
jumlah siswa 677.384.
3) Bedasarkan statistik pada departemen agama 1997 jumlah pesantren
kini mencapai lebih dari 9.415 buah dengan santri lebih kurang 1.631.727 orang.
Dari data statistik pesantren tersebut bila dilihat
dari pariasi dan jenis serta model pesantren sangat beragam sekali. Secara
kelembagaan ada pesantren yang memiliki kyai sendiri dan ada yang memiliki
yayasan dengan menejmen kolektif dari aspek afiliyasi organisasi islam yang
mengelola juga berbeda. Secara cultural tidak dapat dipungkiri bahwa tradisi
pesantren itu lahir dan tumbuh berkembang di masyarakat. Tapi dalam
perkembangan selanjutnya, muhammadya al-irsyad dan lain-lain juga memiliki
lembaga pesantren. Selain itu, dari segi model terdapat variasi misalya ada
yang menyebut diri sebagai pesantren salaf dan ada yang mengklaim diri sebagai
pesantren modern, juga model pesantren kilat.
Klasifikasi yang dilakukan oleh departemen agama
sebagaimana yang dikemukakan di atas, setidaknya bisa memberikan gambaran sekilas
bagaimana file-file dan model pesantren dalam perkembangan terakhir, khususnya
dari segi kelembagaan. Bila kita amati secara kritis kondisi pesantren saat ini
tentunya sorotan billah ini seluruhnya
betul karena pesantren mengalami perubahan yang cepat. Akhirnya dapat
dikongklusikan bahwa kondisi pesantren dewasa ini khususnya pesantren
tradisional masih menghadapi problematika yang nyata baik secara intern mauapun
ekstern.
e. Perkembagan Pesantren Era Reformasi
Corak manajemen yang telah mengancam eksistensinya
dikemudian hari. Fenomena ini muncul karena kebiasaan sistem pendidikan
pesantren yang menerapkan manajemen serba tidak formal. Namun keberhasilan
lembaga ini tempo dulu dalam mencetak pemimpin patut untuk tidak dilupakan.
Disamping pesantren mencetak kyai juga banyak melahirkan pemimpin masyarakat.
Bahkan beberapa pesantren menjadi harum namanya karena alumninya menduduki
jabatan kepemimpinan di masyarakat. Akan tetapi sekarang kemampuan pesantren
untuk melahirkan calon kyai atau pemimpin menjadi disanksikan. Lebih dari itu,
belakangan ini disinyalir adanya pesantren yang dilanda masalah kepemimpinan
ketika ditinggalkan oleh kyai pendirinya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
anak kyai yang sanggup meneruskan kepemimpinan pesantren yang ditinggalkan
ayahnya.
Realitas ini meskinya tidak hanya pada dunia pesantren.
Hal ini sesuai dengan pernyataan tilaar, krisis pendnidikan yang kita hadapi
dewasa ini berkisar pada krisis manajemen.
Menurut muhtarom MH, berdasarkan pengamatan dan
pengalaman empirisnya menegaskan tentang urgensi pesantren dalam pembentukan
kepribadian muslim.
2.
Posisi Kyai Di
Lingkungan Pesantren
Kyai adalah orang-orang yang memimpin pesantren dan menjadi elemen
terpenting dalam pesantren tersebut dengan karisma yang tinggi, ibadah yang
tinggi dan pengetahuan keagamaan yang mendalam. Disamping adanya para kyai
dalam pengajaran ilmu agama dibantu oleh para ustadz yang dikenal dengan
sebutan kyai yunior. Biasanya para ustadz berasal dari santri senior yang sudah
dipercayakan oleh kyainya untuk mengajar kepada santri yunior.
Berdirinya sebuah pesantren tidak bisa lepas dari kehadiran kyai. kyai
tersebut sudah pernah bermukim bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun
untuk mengaji dan mendalami ilmu agama di kta suci makkah atau madinah. Atau
pernah mengaji pada seorang kyai terkenal di tanah air sehingga menguasai
beberapa bidang tertentu agama islam. Keahlian dibidang tertentu yang dimiliki
oleh kyai ini kemudian menjadi bidang kajian khas di pesantren yang
dipimpinnya. Misalnya beberapa pesantren yang ada di tanah air ini: pesantren
tebu ireng (alm K.H. Hasyim Asy’ari), pesantren tambak be’ (K.H.A Wahab
Hasbullah), pesantren denanyar (Alm K.H. Bisyiri Syamsuri), pesantre lasem (Alm
K.H. Kholil) terkenal dengan ilmu fiqih dan hadits. Dan banyak masih pesantren
yang lainnya. Lembaga pendidikan yang mengajarkan agama islam kepada masyarakat
dan anak-anak indonesia, telah lahir dan berkembang semenjak masa-masa awal
kedatangan islam di negeri ini. Pada masa awal munculnya, lembaga pendidikan ini
bersifat sederhana berupa pengajian al-qur’an beserta tata cara beribadah yang
diselenggarakan di masjid, surau atau rumah-rumah ustadz. Lembaga-lembaga yang
kemudian berkembang dengan nama pesantren ini terus tumbuh dan berkembang
didasari tanggung jawab untuk menyampaikan islam kepada masyarakat dan generasi
penerus. Pondok sebagai asrama tempat tinggal para santri, masjid sebagai pusat
ativitas peribadatan dan pendidikan, santri sebagai pencari ilmu, pengajaran
kitab kuning tidak bisa lepas dari kehadiran seornag kyai. Serta kyai yang
mengasuh merupakan lima elemen dasar keberadaannya.
3.
Posisi Santri Di
Lingkungan Pesantren
Santri sebagai isi dari pondok, ia juga merupakan elemen terpenting dari
sebuah pesantren. Ada dua kelompok santri yang sering disebut santri mukmin dan
santri kalong. Santri mukmin adalah para santri yang berasal dari daerah jauh
dan menetap dalam pondok atau asrama pesantren. Pesantren juga harus
menampilkan pengajian kitab-kitab klasik atau yang sering disebut dengan
kitab-kitab kuning. Disebut kitab kuning karena kebanyakan kitab tersebut
dicetak dengan menggunakan kertas kuning dan bermazhab syafi’i. santri kalong
adalah santri yang berasal dari daerah atau desa itu sendiri dan tidak menetap
di pondok pesantren.
Menurut prof john sebagaimana dikutip oleh zamachsyari, mengatakan bahwa
istilah santri berasal dari bahasa tamil yang berarti guru mengaji. Sedangkan
CC. berg mengatakan bahwa istilah itu berasal dari sastri yang dalam bahasa
india berarti orang yang tahu buku-buku suci agama hindu, atau seorang sarjana
kitab suci agama hindu. Kata sastri berasal dari sastra yang berarti buku-buku
suci agama, buku-buku atau buku-buku tentang
ilmu pengetahuan. Dari beberapa pengertian bahwa santri adalah orang
yang sedang berguru atau belajar dari para kyai. Adapun tempat berguru atau
belajar disebut pesantren atau pondok pesantren.
4.
Peranan Masyarakat
Di Lingkungan Pesantren
Pendidikan pesantren dan kekerasan politik adalah dua dunia yang sangat
jauh berbeda. Selama ini terdapat pandangan yang kuat di kalangan masyarakat
yang mengidentikkan pendidikan pesantren denga laku yang shaleh, toleran, dan
jauh dari kekerasan. Karena itu mereka mendambakan anak yang shaleh, cerdas
dalam ulumu al-diniyah dan berakhlakul karimah cenderung mengirim anaknya ke
pesantren. Sebaliknya stereotype politik adalah kotor, curang dann banyak
dusta. Politik sangat lekat dengan kekuasaan dan kekerasan.
Pendapat masyarakat tersebut sebagian besar mengandung kebenaran. Itu
berarti ada sebagian kecil yang salah. Pendidikan pesantren memang nir politik.
Meskipun, tidak berarti bahwa antara pendidikan pesantren dan politik terpisah
sama sekali. Beberapa pesantren modern mengajarkan fiqih siyasah sebagai salah
satu materi pendidikan politik bagi para santri.
Sistimatika tulisan ini terdiri dari empat bagian. Pada bagian pertama
dibahas masalah pesantren dan pergaulan politik. Bagian kedua mengkaji
pengalaman kekerasan politik pesantren. Bagian ketiga berisi tentang respon
kalangan pesantren terhadap kekerasan politik. Bagian keempat memberikan
alternatif paradigma pendidikan pesantren
tanpa kekerasan.
5.
Pesantren Madrasah
Dan Sekolah Islam
Pesantren merupakan lembaga atau wadah tempat menimba ilmu khususnya ilmu
agama. Yang dimana didalamnya terdapat pendidik yang dikenal dengan sebutan kyai
dan peserta didik yang dikenal dengan sebutan santri dan santriwati. Adapun
cara-cara dalam penyampaian ilmu tersebut yang salah satunya sistim halaqoh.
Disamping itu para kyai mengajarkan beberapa ilmu yang diantaranya: ilmu fikih,
tasawuf, bahasa arab, dan pengkajian kitab-kitab kuning. Pendidikan di
pesantren merupakan pendidikan yang utama semenjak munculnya masyarakat islam
di negara ini.
Tradisi pendidikan pesantren atau madrasah di pulau lombok merupakan
pengaruh tradisi pesantren di pulau jawa yang terinspirasi oleh ajaran dakwah
islamiyah maualan malik ibrahim (mas’ud, 2002: 4). Pesantren atau madrasah
utama di pulau lombok yakni madrasah nahdhatul wathan yang didirikan tahun 1934
sebagai lembaga pendidikan yang dihajatkan untuk pendidikan dan penyebaran
agama islam, sebagaimana pesantren di pulau jawa memberikan inspirasi kepada
santri, baik yang berguru kepada pesantren atau madrasah nahdhatul wathan atau
di tempat lain mendirikan pesantren atau madrasah lain. Para orang tua murid
atau santri beranggapan bahwa sekolah di pesantren atau madrasah diperoleh
keuntungan sekaligus.
Pendidikan adalah salah satu sistem sosial. Sebagai sistem sosial,
pendidikan terdiri dari elemen-elemen atau sub sistem yang saling terkait satu
dengan yang lainnya. Sedangkan sistem sosial itu sendiri adalah suatu model
organisasi yang memiliki satu kesatuan menyeluruh yang menonjol diatas
komponen-komponen bagiannya.
Sistem sekolah pada setiap zaman tertentu pada dasarnya merupakan
pencerminan dari suatu situasi dan kondisi terhadap kebutuhan masyarakat,
dengan tersedianya tenaga terdidik serta keinginan dan harapan masyarakat akan
lahirnya generasi baru yang lebih berkualitas yang mampu menghadapi tantangan
zaman. Oleh karena itu, sistem sekolah yang sesuai dengan kebijaksanaan
pemeritnah dan bertanggung jawab atas sistem pendidikan yang direncanakan.
Indonesia pernah mengalami masa penjajahan (belanda dan jepang) maka tidak
heran apabila pengaruhnya sangat kuat terhadap bidang-bidang sosial, ekonomi,
politik dan militer. Yang sangat penting adalah pengaruhnya dalam bidang
pendidikan, khususnya sistem persekolahan.
Sistem persekolahan di indonesia dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu sistem perskeolahan masa pra kemerdekaan dan sistem persekolahan masa
kemerdekaan, masa pemerintahan republik indonesia.
1. Sitem persekolahan pra kemerdekaan
Pada
masa pra kemerdekaan ini sistem persekolahan dibagi dua:
a. Masa pemerintahan belanda. Pada masa ini sistem persekolahan
terdiri atas:
1) Pendidikan rendah
Pendidikan
dasar untuk sekolah tingkat dasar menggunakan dua sistem pokok.
a) Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa belanda
·
Sekolah rendah erofa yaitu
sekolah rendah untuk keturunan erofa atau keturunan timur asing atau bumi putra
dari tokoh-tokoh terkemuka. Lamanya tujuh tahun.
·
Sekolah bumi putra kelas
satu terdiri atas sekolah cina belanda. Sekolah rendah untuk keturunan timur
asing. Khususnya anak-anak keturunan cina. Lama pendidikan tujuh tahun.
b) Sekolah rendah dengan bahasa pengantar dengan bahasa daerah.
·
Sekolah bumi putera kelas
dua. Disediakan untuk anak-anak golongan bumi putera. lama sekolah lima tahun.
·
Sekolah desa disediakan
untuk anak-anak golongan bumi putera. lama pendidikan tiga tahun.
·
Sekolah lanjutan merupakan
kelanjutan dari sekolah desa. Sekolah ini disediakan bagi anak-anak bumi
putera. Lama sekolah dua tahun.
c) Sekolah peralihan
Sekolah
peralihan dari sekolah desa tiga tahun dengan bahasa pengantar bahasa belanda.
Lama pendidikan lima tahun disediakan bagi golongan bumi putera.
d) Sekolah-sekolah khusus
·
Sekolah untuk orang-orang
ambon
·
Sekolah serdadu ambon
·
Sekolah jawa ambon
·
Sekolah swasta yang
didirikan oleh zending atau misie
2) Pendidikan lanjutan atau pendidikan menengah
a) Sekolah dasar yang lebih luas (MULO)
Merupakan
lanjutan sekolah dasar yang berbahasa belanda. Lama sekolah tiga sampai empat
tahun
b) Sekolah menengah umum (AMS)
Kelanjutan
dari MULO berbahasa belanda dan disediakan bagi golongan bumi putera dan timur
asing. Lama belajar tiga tahun. AMS memiliki dua jurusan atau bagian: 1. Bagian
A (pengetahuan kebudayaan terdiri atas bagian A-1 Sastra timur dan bagian A-2
sastra barat, 2 bagian B (pengetahuan alam)
c) Sekolah warga negara tinggi
Sekolah
menengah lanjutan dari ELS disediakan untuk golongan erofa, bangsawan bumi
putera tau tokoh-tokoh terkemuka. Bahasa pengantar bahasa belanda. Lama sekolah
tiga dan lima tahun.
2. Sistem persekolahan masa kemerdekaan.
- Periode 1945-1950
1) Pendidikan rendah sekolah rakyat (SR) enam tahun
2) Pendidikan menengah umum
a) Sekolah menengah umum bagian pertama (SMP)
b) Sekolah menengah umum bagian atas (SMA)
Lama
pendidikan masing-masing lima tahun.
3) Pendidikan kejuruan lama pendidikan tiga tahun
a) Pendidikan kejuruan tingkat pertama
(1) Sekolah menengah ekonomi pertama (SMEP)
(2) Sekolah tehnik (ST)
(3) Sekolah tehnik pertama (STP)
(4) Sekolah kepandaian peratma (SKP)
(5) Sekolah guru B (SGB)
(6) Sekolah guru darurat untuk kewajiban belajar (KPKPKB)
b) Pendidikan kejuruan tingkat atas
(1) Sekolah tehnik menengah (STM)
(2) Sekolah menengah ekonomi atas (SMEA)
(3) Sekolah pendidikan masyarakat (SPM)
(4) Sekolah menengah kehakiman atas (SMKA)
(5) Sekolah guru A (SGA)
(6) Sekolah guru taman kanak-kanak (SGTK)
(7) Sekolah guru kepandaian puteri (SGKP)
(8) Sekolah guru pendidikan jasmani (SGPD)
4) Pendidikan tinggi
a) Universitas perguruan tinggi
b) Konserpatori atau karawitan
c) Kursus B-1
d) ASRI
- Periode 1950-1975
1) Pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar taman kanak-kanak
(TK), sekolah dasar enam tahun (SD)
2) Pendidikan menengah umum. Sekolah menengah pertama (SMP),
sekolah menengah atas (SMA).
3) Pendidikan kejuruan tingkat pertama (SME, SKP, ST, STT, SGB,
KPKPKB), tingkat menengah (SMEA, SGA, SKMA, SGKP, SPMA, SPM, STM dan SPIK)
- Perode 1978 sampai sekarang
1) Pendidikan pra sekolah (TK)
2) Pendidikan dasar (SD)
3) Pendidikan menengah umum (SMA)
4) Pendidikan menengah kejuruan (SMK)
5) Pendidikan tinggi
Universitas,
institute, sekolah tinggi, akadem, dan politeknik. (depdikbud, biro organisasi,
penataan organisasi depdikbud 1999-1992).
6.
Kitab Kuning
Pesantren
Pesantren merupakan tempat menuntut ilmu khususnya ilmu
agama. Dinamakan pesantren karena pesantren tersebut dominan mempelajari atau
membahas ilmu agama. Di dalam pesantren kita bisa mengetahui berbagai macam
pelajaran yang diajarkan yang salah satunya pengkajian kitab kuning, disebut
kitab kuning karena kitab kuning tersebut ditulis dengan menggunakan lembaran
warna kuning. Kitab kuning merupakan warisan para ulama’ terdahulu, bisa
dikatakan sebagai ciri khas dari pondok pesantren tersebut dengan kita
memperbanyak membaca, mempelajari, dan mengkaji apa yang menjadi isi dari kitab
kuning tersebut. Maka kita akan mudah dalam memahami perkara-perkara dalam
agama kita ini. Karena di dalamnya mengandung pelajaran-pelajaran yang
berkaitan dengannya. Kitab kuning ada yang menggunakan bahasa arab dan ada yang
menggunakan bahasa latin, seperti halnya yang kita saksikan dikalangan santri santriwati
(ma’had dan ma’hadah). Kitab kuning sudah tidak sulit lagi kita dapatkan (kitab
kuning sudah populer). Dengan kepopulerannya, bukan sekedar dikalangan ma’had
saja. Akan tetapi sudah banyak kita lihat ditangan kalangan santri santriwati
yang duduk di bangku MTs maupun MA. (khususnya santri santriwati yang belajar
di pondok pesantren).
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua khas indonesia, ia merupakan
sumber inspirasi yang tidak pernah kering bagi para pencinta ilmu dan penliti
yang berupaya mengarungi atonominya di berbagai dimensi.
Pendidikan di pesantren merupakan pendidikan agama yang di mulai sejak
munculnya masyarakat islam di negeri ini, beberapa abad kemudian
penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat
pengajian dan berkembangnya pesantren dan sebelum masa kemerdekaan, hingga masa
sekarang. Pesantren dalam proses perkembangannya masih tetap disebut sebagai
suatu lembaga keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan dan mengajarkan ilmu
agama islam, dengan segala dinamikanya pesantren di pandang sebagai lembaga
yang merupakan pusat dari perubahan-perubahan masyarakat lewat kegiatan dakwah
islam.
REFERENSI
-
http://
aksanjaya.blogspot.com/2011/2012/ Pembaharuan Pendidikan di Pesantren.
Peradilan Islam Pada Masa . html
-
Halim, Abdul. 2006. Pembaharuan
Pesantren Dalam Politik Islam Di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
0 Responses to "MAKALAH PEMBAHARUAN PESANTREN (MAKUL KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN)"
Posting Komentar