الحمدلله . الحمد لله رب العالمين
. الرحمن الرحيم . مالك يوم الدين . اياه نعبد و اياه نستعين . اشهد ان لا اله الا
الله وحده لا شريك له و اشهد ان سيدنا محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده . اللهم صل
وسلم و بارك على سيدنا محمد و على اله وصحبه و من تبع هداه الى يوم القيامة . اما
بعد فيا عباد الله اوصيكم و نفسي بتقو الله و طاعته لعلكم تفلحون .
Ma’asarol
muslimin jema’ah jum’at yang dirahmati Allah SWT
Marilah pada kesempatan yang mulia ini, saya
mengajak kita semua yang hadir di masjid ini untuk terus belajar mensyukuri
nikmat Allah SWT, nikmat iman dan islam, nikmat kesehatan dan kehidupan, dan
seluruh nikmat-nikmat yang tercurah yang hanya dengan nikmat-nikmat itulah maka
kita mendapatkan segala kebaikan dalam kehidupan dunia dan dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah SWT. Ulama’ mengatakan مدار البركة
الشكر على النعمة (poros keberkahan dalam hidup
adalah pandai mensyukuri nikmat Allah). Dengan kesyukuran itu maka semua terasa
manfaat dan keberkahannya di dalam kehidupan kita.
Ma’asarol muslimin rahimakumulloh
Di awal khutbah ini perkenankan saya kembali
mengajak kita semua dan mengingatkan seluruh yang hadir untuk meningkatkan dan
menjaga ketakwaan kepada Allah SWT. Takwa itu dalam rumusan sederhana para
ulama’ disebutkan وصية الأولين و الأخرين (takwa itu
adalah wasiat Allah kepada seluruh manusia dalam semua zaman, umat nabi dan
rasul siapapun, pesannya sama yaitu untuk bertakwa kepada Allah SWT). Dalam
surat annisa’ ayat 131 Allah SWT berfirman:
ولقد وصينا الذين أوتوا الكتاب من
قبلكم و إياكم أن اتقوا الله و إن تكفروا فإن لله ما في السماوات وما في الأرض و
كان الله غنيا حميدا
Artinya: “Sungguh kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang
diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.
Tetapi jika kamu kafir maka ketahuilah, sesungguhnya apa yang di langit dan apa
yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
Kufur dalam ayat di atas (takwa) dilambangkan
dengan hidup semaunya tidak peduli tuntutan agama, tidak peduli halal dan
haram, yang penting tujuan tercapai, ambisi diperoleh dengan jalan yang baik
ataupun tidak baik. barangsiapa yang berlaku demikian maka sekali-kali
kekufurannya itu tidak akan mengurangi kemuliaan dan keagungan Allah SWT.
Sebagaimana sebaliknya ketakwaan dan ketaatan yang diberikan manusiapun tidak
menambah keagungan dan kemuliaan Allah. Apabila seorang manusia berbuat baik
dan bertakwa maka kemanfaatan akan kembali kepada dirinya sendiri dan
sebaliknya jika kufur dan meninggalkan tuntunan yang baik dan hidup hanya
memperturutkan hawa nafsu maka mudharatnyapun akan menimpa dirinya sendiri.
إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم و إن أسأتم فلها .
Ma’asarol muslimin jema’ah jum’at yang dirahmati Allah
Hari ini adalah jum’at yang pertama dari paruh
kedua dari bulan sya’ban. Bulan sya’ban adalah penanda datangnya bulan suci
ramadhan yang kita nanti-nanti dan rindukan.
Di dalam islam, seluruh ibadah-ibadah jangankan
yang besar, yang kecilpun selalu diawali dengan persiapan-persiapan. Ibadah
shalat misalnya sebagai satu dari lima rukun islam didahului dengan berwudhu’,
mengambil pakaian yang paling bersih, dengan menghamparkan sajadah atau
menyiapkan tempat sujud yang suci, dengan menghadap kiblat, dengan menghadirkan
hati, lalu kemudian dimulailah shalat kita. Maka demikian pula di dalam
ramadhan, yang diisi di dalamnya dengan puasa satu bulan penuh, al-khatib
mengajak kita semua, sejak paruh kedua dari bulan sya’ban ini marilah kita
siapkan diri kita sebaik-baiknya. Orang yang menyiapkan dirinya untuk masuk
dalam satu jamuan Allah dengan sebaik-baiknya, dialah orang yang akan mendapat
bagian besar dari jamuan Allah itu.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Ramadhan bulan yang identik dengan kebaikan. Rasul
yang mulia digambarkan oleh ibnu abbas RA:
كان رسول الله ص.م اجود الناس وكان
اجود ما يكون في رمضان
Rasul itu sangat pemurah dengan kebaikan dan sangat cinta dengan amal
shalih. Kecintaan dan kemurahan Rasul atas amal shalih itu nampak nyata di
dalam bulan suci ramadhan. maka di dalam ramadhan ini, semua pintu kebaikan
dibukakan oleh Allah SWT. Perbuatan sunnah diganjar dengan pahala wajib.
Perbuatan wajib diganjar 70 kali lipat semuanya sebagai bagian pendidikan Allah
SWT agar kita mencintai kebaikan.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Pertanyaan pentingnya adalah
kalau demikian murah Allah SWT di dalam bulan Ramadhan maka tentu tujuan Allah
tidak hanya agar baik di bulan Ramadhan saja justru Ramadhan adalah awal dari
perbaikan terus menerus bagi seorang hamba.
Para ulama’ mengatakan bahwa ada
tiga hal yang perlu dilakukan oleh seorang pribadi muslim atau kita sebagai masyarakat kolektif agar
kebaikan itu dapat terjaga dan tersambung kontinuitasnya.
Pertama, orientasi mencari
keridhaan Allah SWT. Ada ungkapan ulama’ :
ما كان لله فهو متصل و ماكا لغير
الله فهو منفصل
Sesuatu yang dikerjakan untuk mencari ridha Allah
maka akan tersambung, akan ajeg, akan berlanjut sebaliknya sesuatu yang
walaupun semegah apapun zhahirnya namun dilandasi dengan bukan mencari ridha
Allah SWT maka dia pasti akan terputus. Itulah sebabnya di dalam Al-Quran Allah
SWT mengikhtisarkan semua tugas peribadatan kita dalam kehidupan dunia ini
dalam satu rangkaian ayat yang pendek yaitu:
وما أمروا إلا ليعبد
الله مخلصين له الدين
dan tidaklah manusia itu diperintahkan dengan perintah
apapun kecuali satu hal, yaitu untuk mengikhlaskan agama itu untuk Allah SWT.
Agar mereka mengorientasikan semua pekerjaan dan amal baik dalam kehidupan itu
untuk mencari ridha Allah SWT. Doing good for god. Kita bekerja dan
berbuat baik apapun bentuknya baik ibadah mahdoh seperti puasa, shalat, zakat
dll maupun ibadah gairu mahdoh berupa silaturrahim dan kontribusi keummatan
kita. Mari kita motivasikan benar-benar untuk mencari ridha Allah SWT.
Kedua, عملية التعويد habituasi atau pembiasaan. kita di dalam
Al-Quran menyimak firman Allah SWT:
إنما إذا أراد شيئا أن يقول له كن
فيكون
Urusan Allah itu antara kaf dan nun pada kun.
Artinya kalau Allah mau sesuatu tanpa ada proses tanpa butuh waktu, tanpa butuh
sesuatu apapun seketika dikehendaki seketika bisa terjadi. namun apakah yang
seperti itu yang Allah tunjukkan dalam penciptaan makhluk-makhluk-Nya? Tidak.
Allah SWT menciptakan makhluk-Nya semua dengan proses. Penciptaan langit dan
bumi في ستة أيام .
penciptaan manusia, Allah ciptakan dalam tahapan-tahapan. Sebagaimana
dijelaskan dalam surat Al-mu’minun ayat 14. Demikianpun dalam proses-proses
sosial yang terjadi, tidak ada kata instan, tidak ada kata segera, semua
membutuhkan proses. Itulah sebabnya Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW ketika
ditaya oleh para sahabat. Ya rasulalloh, mengapa kita tidak bersegera untuk
sekarang melawan mereka, bukankah mereka tidak henti-hentinya melawan dan menindas, memusuhi bahkan
membunuh kita, padahal kita mengajak mereka untuk mengesaakan Allah. Mengapa
tidak kita lawan ya rasulalloh. Rasululloh SAW menyabarkan sahabatnya dan
mengembalikan pada proses yang panjang yang di mekkah maupun di madinah total
yang butuhkan Rasulullah SAW untuk menciptakan generasi yang terbaik adalah 22
tahun lebih kurang hampir 23 tahun. itu
dibawah kepemimpinan Rasul SAW yang apabila keliru dikoreksi oleh jibril yang
setiap saat diilhami oleh Allah SWT. Yang setiap saat ada yang meluruskan maka
bagaimana proses pelaksanaanya dilakukan oleh kita yang penuh dengan
kekurangan. Tentu lebih membutuhkan kesabaran lagi. Maka disinilah letak
pentingnya pendidikan karena pendidikan itu adalah pembiasaan. disitulah
pentingnya ada lembaga-lembaga yang di dalamnya ada sistem yang mendidik
anak-anak kita untuk menjadi anak-anak yang baik dan cinta pada agama dan
negara.
Ketiga, روح الجماعة secara sederhana bisa
diartikan sebagai kolektifitas atau sinergitas. Dulu ketika Rasulullah SAW
membangun masjid nabawi di madinah beliau turun ke lubang kemudian mengajak
dari perwakilan muhajirin dan anshor turun ke lubang yang sama untuk meletakkan
batu, untuk menggali pondasi. Do’a beliau adalah:
اللهم لا عيش إلا عيش
الأخرة فاغفر الأنصار و المهاجر
Muhajirin dan anshor diletakkan
dalam satu tarikan nafas, sama-sama dihargai dan dimuliakan, semuanya
diperankan dan tidak ada yang disingkirkan. Maka ketika peran itu dimaksimalkan
oleh Rasul SAW, semua dihargai dengan kontribusi, talenta dan bakatnya. Kekurangan
itu miliki atau konsumsi pribadi sementara kemanfaatan itu untuk komunitas maka
ketika itu terjadi terbangunlah masjid nabawi maka semua masyarakat madinah
merasakan bahwa masjid nabawi adalah milik mereka bersama, kita bisa bayangkan kalau
ada tempat ibadah yang dibangun oleh seseorang sendirian, mulai dari uangnya,
menaikkan batanya sampaipun dia jadi menjadi suatu masjid maka dapat dipastikan
rasa memiliki akan berbeda dibanding apabila masjid dibangun bersama-sama
dengan amal jariyah kolektif dari seluruh umat yang ada dari keringat yang
tumpah tidak hanya dari satu orang tapi beratus-ratus orang. Semuanya bersama
dalam satu pekerjaan dalams satu amal shalih maka ketika masjid itu berdiri dia
akan dimiliki oleh semua dan semua memiliki semangat untuk menjaga kebaikan
masjid itu.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Tiga hal yang disampaikan para
ulama’ ini kiranya bagi kita semua bisa kita korelasikan dengan apapun yang
kita hadapi. Ketika kita ingin melakukan suatu tugas baik pada tataran keummatan
pemerintahan atau apapun yang Allah titipkan amanahnya kepada kita sebagai
pendidik, orang tua, guru dan apapun. ketiga hal ini kiranya menjadi hal
penting dan selalu kita pedomani.
Kalau anda menanam padi maka
rumputpun pasti ikut tumbuh sebaliknya kalau anda menanam rumput, tidak mungkin
bisa akan tumbuh padi. Bekerjalah untuk akhiran, carilah ridha Allah maka yang
lain-lain akan pasti mengikuti.
Inilah al-khatib bisa sampaikan
pada kesempatan ini, semoga kita dapat menyongsong ramadhan dengan sebaik-baik
persiapan. Semoga kita dapat menghadirkan ibadah pada bulan ramadhan dengan
seikhlas-ikhlasnya ibadah sehingga kita mendapat apa yang dijanjikan nabi kita
nabi besar Muhammad SAW pada penghujung ramadhan kita mendapatkan itqun
minannar kebebasan atau pembebasan dari api neraka.