0

Khutbah Jum’at TGB (Tuan Guru Bajang) DR. TGH. Zainul majdi, M. A Di Masjid Al-Firdaus Yogyakarta

Minggu, 04 Juni 2017


الحمدلله . الحمد لله رب العالمين . الرحمن الرحيم . مالك يوم الدين . اياه نعبد و اياه نستعين . اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان سيدنا محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده . اللهم صل وسلم و بارك على سيدنا محمد و على اله وصحبه و من تبع هداه الى يوم القيامة . اما بعد فيا عباد الله اوصيكم و نفسي بتقو الله و طاعته لعلكم تفلحون .
Ma’asarol muslimin jema’ah jum’at yang dirahmati Allah SWT
Marilah pada kesempatan yang mulia ini, saya mengajak kita semua yang hadir di masjid ini untuk terus belajar mensyukuri nikmat Allah SWT, nikmat iman dan islam, nikmat kesehatan dan kehidupan, dan seluruh nikmat-nikmat yang tercurah yang hanya dengan nikmat-nikmat itulah maka kita mendapatkan segala kebaikan dalam kehidupan dunia dan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah SWT. Ulama’ mengatakan  مدار البركة الشكر على النعمة (poros keberkahan dalam hidup adalah pandai mensyukuri nikmat Allah). Dengan kesyukuran itu maka semua terasa manfaat dan keberkahannya di dalam kehidupan kita.
Ma’asarol muslimin rahimakumulloh
Di awal khutbah ini perkenankan saya kembali mengajak kita semua dan mengingatkan seluruh yang hadir untuk meningkatkan dan menjaga ketakwaan kepada Allah SWT. Takwa itu dalam rumusan sederhana para ulama’ disebutkan  وصية الأولين و الأخرين (takwa itu adalah wasiat Allah kepada seluruh manusia dalam semua zaman, umat nabi dan rasul siapapun, pesannya sama yaitu untuk bertakwa kepada Allah SWT). Dalam surat annisa’ ayat 131 Allah SWT berfirman:
ولقد وصينا الذين أوتوا الكتاب من قبلكم و إياكم أن اتقوا الله و إن تكفروا فإن لله ما في السماوات وما في الأرض و كان الله غنيا حميدا
Artinya: “Sungguh kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka ketahuilah, sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
Kufur dalam ayat di atas (takwa) dilambangkan dengan hidup semaunya tidak peduli tuntutan agama, tidak peduli halal dan haram, yang penting tujuan tercapai, ambisi diperoleh dengan jalan yang baik ataupun tidak baik. barangsiapa yang berlaku demikian maka sekali-kali kekufurannya itu tidak akan mengurangi kemuliaan dan keagungan Allah SWT. Sebagaimana sebaliknya ketakwaan dan ketaatan yang diberikan manusiapun tidak menambah keagungan dan kemuliaan Allah. Apabila seorang manusia berbuat baik dan bertakwa maka kemanfaatan akan kembali kepada dirinya sendiri dan sebaliknya jika kufur dan meninggalkan tuntunan yang baik dan hidup hanya memperturutkan hawa nafsu maka mudharatnyapun akan menimpa dirinya sendiri.
إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم و إن أسأتم فلها  .
Ma’asarol muslimin jema’ah jum’at yang dirahmati Allah
Hari ini adalah jum’at yang pertama dari paruh kedua dari bulan sya’ban. Bulan sya’ban adalah penanda datangnya bulan suci ramadhan yang kita nanti-nanti dan rindukan.
Di dalam islam, seluruh ibadah-ibadah jangankan yang besar, yang kecilpun selalu diawali dengan persiapan-persiapan. Ibadah shalat misalnya sebagai satu dari lima rukun islam didahului dengan berwudhu’, mengambil pakaian yang paling bersih, dengan menghamparkan sajadah atau menyiapkan tempat sujud yang suci, dengan menghadap kiblat, dengan menghadirkan hati, lalu kemudian dimulailah shalat kita. Maka demikian pula di dalam ramadhan, yang diisi di dalamnya dengan puasa satu bulan penuh, al-khatib mengajak kita semua, sejak paruh kedua dari bulan sya’ban ini marilah kita siapkan diri kita sebaik-baiknya. Orang yang menyiapkan dirinya untuk masuk dalam satu jamuan Allah dengan sebaik-baiknya, dialah orang yang akan mendapat bagian besar dari jamuan Allah itu.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Ramadhan bulan yang identik dengan kebaikan. Rasul yang mulia digambarkan oleh ibnu abbas RA:
 كان رسول الله ص.م اجود الناس وكان اجود ما يكون في رمضان
Rasul itu sangat pemurah dengan kebaikan dan sangat cinta dengan amal shalih. Kecintaan dan kemurahan Rasul atas amal shalih itu nampak nyata di dalam bulan suci ramadhan. maka di dalam ramadhan ini, semua pintu kebaikan dibukakan oleh Allah SWT. Perbuatan sunnah diganjar dengan pahala wajib. Perbuatan wajib diganjar 70 kali lipat semuanya sebagai bagian pendidikan Allah SWT agar kita mencintai kebaikan.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Pertanyaan pentingnya adalah kalau demikian murah Allah SWT di dalam bulan Ramadhan maka tentu tujuan Allah tidak hanya agar baik di bulan Ramadhan saja justru Ramadhan adalah awal dari perbaikan terus menerus bagi seorang hamba.
Para ulama’ mengatakan bahwa ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh seorang pribadi muslim atau  kita sebagai masyarakat kolektif agar kebaikan itu dapat terjaga dan tersambung kontinuitasnya.
Pertama, orientasi mencari keridhaan Allah SWT. Ada ungkapan ulama’ :
ما كان لله فهو متصل و ماكا لغير الله فهو منفصل
Sesuatu yang dikerjakan untuk mencari ridha Allah maka akan tersambung, akan ajeg, akan berlanjut sebaliknya sesuatu yang walaupun semegah apapun zhahirnya namun dilandasi dengan bukan mencari ridha Allah SWT maka dia pasti akan terputus. Itulah sebabnya di dalam Al-Quran Allah SWT mengikhtisarkan semua tugas peribadatan kita dalam kehidupan dunia ini dalam satu rangkaian ayat yang pendek yaitu:
 وما أمروا إلا ليعبد الله مخلصين له الدين
dan tidaklah manusia itu diperintahkan dengan perintah apapun kecuali satu hal, yaitu untuk mengikhlaskan agama itu untuk Allah SWT. Agar mereka mengorientasikan semua pekerjaan dan amal baik dalam kehidupan itu untuk mencari ridha Allah SWT. Doing good for god. Kita bekerja dan berbuat baik apapun bentuknya baik ibadah mahdoh seperti puasa, shalat, zakat dll maupun ibadah gairu mahdoh berupa silaturrahim dan kontribusi keummatan kita. Mari kita motivasikan benar-benar untuk mencari ridha Allah SWT.
Kedua, عملية التعويد  habituasi atau pembiasaan. kita di dalam Al-Quran menyimak firman Allah SWT:
إنما إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون
Urusan Allah itu antara kaf dan nun pada kun. Artinya kalau Allah mau sesuatu tanpa ada proses tanpa butuh waktu, tanpa butuh sesuatu apapun seketika dikehendaki seketika bisa terjadi. namun apakah yang seperti itu yang Allah tunjukkan dalam penciptaan makhluk-makhluk-Nya? Tidak. Allah SWT menciptakan makhluk-Nya semua dengan proses. Penciptaan langit dan bumi في ستة أيام . penciptaan manusia, Allah ciptakan dalam tahapan-tahapan. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-mu’minun ayat 14. Demikianpun dalam proses-proses sosial yang terjadi, tidak ada kata instan, tidak ada kata segera, semua membutuhkan proses. Itulah sebabnya Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW ketika ditaya oleh para sahabat. Ya rasulalloh, mengapa kita tidak bersegera untuk sekarang melawan mereka, bukankah mereka tidak henti-hentinya  melawan dan menindas, memusuhi bahkan membunuh kita, padahal kita mengajak mereka untuk mengesaakan Allah. Mengapa tidak kita lawan ya rasulalloh. Rasululloh SAW menyabarkan sahabatnya dan mengembalikan pada proses yang panjang yang di mekkah maupun di madinah total yang butuhkan Rasulullah SAW untuk menciptakan generasi yang terbaik adalah 22 tahun lebih kurang hampir 23 tahun.  itu dibawah kepemimpinan Rasul SAW yang apabila keliru dikoreksi oleh jibril yang setiap saat diilhami oleh Allah SWT. Yang setiap saat ada yang meluruskan maka bagaimana proses pelaksanaanya dilakukan oleh kita yang penuh dengan kekurangan. Tentu lebih membutuhkan kesabaran lagi. Maka disinilah letak pentingnya pendidikan karena pendidikan itu adalah pembiasaan. disitulah pentingnya ada lembaga-lembaga yang di dalamnya ada sistem yang mendidik anak-anak kita untuk menjadi anak-anak yang baik dan cinta pada agama dan negara.
Ketiga, روح الجماعة secara sederhana bisa diartikan sebagai kolektifitas atau sinergitas. Dulu ketika Rasulullah SAW membangun masjid nabawi di madinah beliau turun ke lubang kemudian mengajak dari perwakilan muhajirin dan anshor turun ke lubang yang sama untuk meletakkan batu, untuk menggali pondasi. Do’a beliau adalah:
اللهم لا عيش إلا عيش الأخرة فاغفر الأنصار و المهاجر
Muhajirin dan anshor diletakkan dalam satu tarikan nafas, sama-sama dihargai dan dimuliakan, semuanya diperankan dan tidak ada yang disingkirkan. Maka ketika peran itu dimaksimalkan oleh Rasul SAW, semua dihargai dengan kontribusi, talenta dan bakatnya. Kekurangan itu miliki atau konsumsi pribadi sementara kemanfaatan itu untuk komunitas maka ketika itu terjadi terbangunlah masjid nabawi maka semua masyarakat madinah merasakan bahwa masjid nabawi adalah milik mereka bersama, kita bisa bayangkan kalau ada tempat ibadah yang dibangun oleh seseorang sendirian, mulai dari uangnya, menaikkan batanya sampaipun dia jadi menjadi suatu masjid maka dapat dipastikan rasa memiliki akan berbeda dibanding apabila masjid dibangun bersama-sama dengan amal jariyah kolektif dari seluruh umat yang ada dari keringat yang tumpah tidak hanya dari satu orang tapi beratus-ratus orang. Semuanya bersama dalam satu pekerjaan dalams satu amal shalih maka ketika masjid itu berdiri dia akan dimiliki oleh semua dan semua memiliki semangat untuk menjaga kebaikan masjid itu.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Tiga hal yang disampaikan para ulama’ ini kiranya bagi kita semua bisa kita korelasikan dengan apapun yang kita hadapi. Ketika kita ingin melakukan suatu tugas baik pada tataran keummatan pemerintahan atau apapun yang Allah titipkan amanahnya kepada kita sebagai pendidik, orang tua, guru dan apapun. ketiga hal ini kiranya menjadi hal penting dan selalu kita pedomani.
Kalau anda menanam padi maka rumputpun pasti ikut tumbuh sebaliknya kalau anda menanam rumput, tidak mungkin bisa akan tumbuh padi. Bekerjalah untuk akhiran, carilah ridha Allah maka yang lain-lain akan pasti mengikuti.

Inilah al-khatib bisa sampaikan pada kesempatan ini, semoga kita dapat menyongsong ramadhan dengan sebaik-baik persiapan. Semoga kita dapat menghadirkan ibadah pada bulan ramadhan dengan seikhlas-ikhlasnya ibadah sehingga kita mendapat apa yang dijanjikan nabi kita nabi besar Muhammad SAW pada penghujung ramadhan kita mendapatkan itqun minannar kebebasan atau pembebasan dari api neraka. 

0 Responses to "Khutbah Jum’at TGB (Tuan Guru Bajang) DR. TGH. Zainul majdi, M. A Di Masjid Al-Firdaus Yogyakarta"

Khutbah Jum’at TGB (Tuan Guru Bajang) DR. TGH. Zainul majdi, M. A Di Masjid Al-Firdaus Yogyakarta


الحمدلله . الحمد لله رب العالمين . الرحمن الرحيم . مالك يوم الدين . اياه نعبد و اياه نستعين . اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له و اشهد ان سيدنا محمدا عبده و رسوله لا نبي بعده . اللهم صل وسلم و بارك على سيدنا محمد و على اله وصحبه و من تبع هداه الى يوم القيامة . اما بعد فيا عباد الله اوصيكم و نفسي بتقو الله و طاعته لعلكم تفلحون .
Ma’asarol muslimin jema’ah jum’at yang dirahmati Allah SWT
Marilah pada kesempatan yang mulia ini, saya mengajak kita semua yang hadir di masjid ini untuk terus belajar mensyukuri nikmat Allah SWT, nikmat iman dan islam, nikmat kesehatan dan kehidupan, dan seluruh nikmat-nikmat yang tercurah yang hanya dengan nikmat-nikmat itulah maka kita mendapatkan segala kebaikan dalam kehidupan dunia dan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah SWT. Ulama’ mengatakan  مدار البركة الشكر على النعمة (poros keberkahan dalam hidup adalah pandai mensyukuri nikmat Allah). Dengan kesyukuran itu maka semua terasa manfaat dan keberkahannya di dalam kehidupan kita.
Ma’asarol muslimin rahimakumulloh
Di awal khutbah ini perkenankan saya kembali mengajak kita semua dan mengingatkan seluruh yang hadir untuk meningkatkan dan menjaga ketakwaan kepada Allah SWT. Takwa itu dalam rumusan sederhana para ulama’ disebutkan  وصية الأولين و الأخرين (takwa itu adalah wasiat Allah kepada seluruh manusia dalam semua zaman, umat nabi dan rasul siapapun, pesannya sama yaitu untuk bertakwa kepada Allah SWT). Dalam surat annisa’ ayat 131 Allah SWT berfirman:
ولقد وصينا الذين أوتوا الكتاب من قبلكم و إياكم أن اتقوا الله و إن تكفروا فإن لله ما في السماوات وما في الأرض و كان الله غنيا حميدا
Artinya: “Sungguh kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka ketahuilah, sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
Kufur dalam ayat di atas (takwa) dilambangkan dengan hidup semaunya tidak peduli tuntutan agama, tidak peduli halal dan haram, yang penting tujuan tercapai, ambisi diperoleh dengan jalan yang baik ataupun tidak baik. barangsiapa yang berlaku demikian maka sekali-kali kekufurannya itu tidak akan mengurangi kemuliaan dan keagungan Allah SWT. Sebagaimana sebaliknya ketakwaan dan ketaatan yang diberikan manusiapun tidak menambah keagungan dan kemuliaan Allah. Apabila seorang manusia berbuat baik dan bertakwa maka kemanfaatan akan kembali kepada dirinya sendiri dan sebaliknya jika kufur dan meninggalkan tuntunan yang baik dan hidup hanya memperturutkan hawa nafsu maka mudharatnyapun akan menimpa dirinya sendiri.
إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم و إن أسأتم فلها  .
Ma’asarol muslimin jema’ah jum’at yang dirahmati Allah
Hari ini adalah jum’at yang pertama dari paruh kedua dari bulan sya’ban. Bulan sya’ban adalah penanda datangnya bulan suci ramadhan yang kita nanti-nanti dan rindukan.
Di dalam islam, seluruh ibadah-ibadah jangankan yang besar, yang kecilpun selalu diawali dengan persiapan-persiapan. Ibadah shalat misalnya sebagai satu dari lima rukun islam didahului dengan berwudhu’, mengambil pakaian yang paling bersih, dengan menghamparkan sajadah atau menyiapkan tempat sujud yang suci, dengan menghadap kiblat, dengan menghadirkan hati, lalu kemudian dimulailah shalat kita. Maka demikian pula di dalam ramadhan, yang diisi di dalamnya dengan puasa satu bulan penuh, al-khatib mengajak kita semua, sejak paruh kedua dari bulan sya’ban ini marilah kita siapkan diri kita sebaik-baiknya. Orang yang menyiapkan dirinya untuk masuk dalam satu jamuan Allah dengan sebaik-baiknya, dialah orang yang akan mendapat bagian besar dari jamuan Allah itu.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Ramadhan bulan yang identik dengan kebaikan. Rasul yang mulia digambarkan oleh ibnu abbas RA:
 كان رسول الله ص.م اجود الناس وكان اجود ما يكون في رمضان
Rasul itu sangat pemurah dengan kebaikan dan sangat cinta dengan amal shalih. Kecintaan dan kemurahan Rasul atas amal shalih itu nampak nyata di dalam bulan suci ramadhan. maka di dalam ramadhan ini, semua pintu kebaikan dibukakan oleh Allah SWT. Perbuatan sunnah diganjar dengan pahala wajib. Perbuatan wajib diganjar 70 kali lipat semuanya sebagai bagian pendidikan Allah SWT agar kita mencintai kebaikan.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Pertanyaan pentingnya adalah kalau demikian murah Allah SWT di dalam bulan Ramadhan maka tentu tujuan Allah tidak hanya agar baik di bulan Ramadhan saja justru Ramadhan adalah awal dari perbaikan terus menerus bagi seorang hamba.
Para ulama’ mengatakan bahwa ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh seorang pribadi muslim atau  kita sebagai masyarakat kolektif agar kebaikan itu dapat terjaga dan tersambung kontinuitasnya.
Pertama, orientasi mencari keridhaan Allah SWT. Ada ungkapan ulama’ :
ما كان لله فهو متصل و ماكا لغير الله فهو منفصل
Sesuatu yang dikerjakan untuk mencari ridha Allah maka akan tersambung, akan ajeg, akan berlanjut sebaliknya sesuatu yang walaupun semegah apapun zhahirnya namun dilandasi dengan bukan mencari ridha Allah SWT maka dia pasti akan terputus. Itulah sebabnya di dalam Al-Quran Allah SWT mengikhtisarkan semua tugas peribadatan kita dalam kehidupan dunia ini dalam satu rangkaian ayat yang pendek yaitu:
 وما أمروا إلا ليعبد الله مخلصين له الدين
dan tidaklah manusia itu diperintahkan dengan perintah apapun kecuali satu hal, yaitu untuk mengikhlaskan agama itu untuk Allah SWT. Agar mereka mengorientasikan semua pekerjaan dan amal baik dalam kehidupan itu untuk mencari ridha Allah SWT. Doing good for god. Kita bekerja dan berbuat baik apapun bentuknya baik ibadah mahdoh seperti puasa, shalat, zakat dll maupun ibadah gairu mahdoh berupa silaturrahim dan kontribusi keummatan kita. Mari kita motivasikan benar-benar untuk mencari ridha Allah SWT.
Kedua, عملية التعويد  habituasi atau pembiasaan. kita di dalam Al-Quran menyimak firman Allah SWT:
إنما إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون
Urusan Allah itu antara kaf dan nun pada kun. Artinya kalau Allah mau sesuatu tanpa ada proses tanpa butuh waktu, tanpa butuh sesuatu apapun seketika dikehendaki seketika bisa terjadi. namun apakah yang seperti itu yang Allah tunjukkan dalam penciptaan makhluk-makhluk-Nya? Tidak. Allah SWT menciptakan makhluk-Nya semua dengan proses. Penciptaan langit dan bumi في ستة أيام . penciptaan manusia, Allah ciptakan dalam tahapan-tahapan. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-mu’minun ayat 14. Demikianpun dalam proses-proses sosial yang terjadi, tidak ada kata instan, tidak ada kata segera, semua membutuhkan proses. Itulah sebabnya Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW ketika ditaya oleh para sahabat. Ya rasulalloh, mengapa kita tidak bersegera untuk sekarang melawan mereka, bukankah mereka tidak henti-hentinya  melawan dan menindas, memusuhi bahkan membunuh kita, padahal kita mengajak mereka untuk mengesaakan Allah. Mengapa tidak kita lawan ya rasulalloh. Rasululloh SAW menyabarkan sahabatnya dan mengembalikan pada proses yang panjang yang di mekkah maupun di madinah total yang butuhkan Rasulullah SAW untuk menciptakan generasi yang terbaik adalah 22 tahun lebih kurang hampir 23 tahun.  itu dibawah kepemimpinan Rasul SAW yang apabila keliru dikoreksi oleh jibril yang setiap saat diilhami oleh Allah SWT. Yang setiap saat ada yang meluruskan maka bagaimana proses pelaksanaanya dilakukan oleh kita yang penuh dengan kekurangan. Tentu lebih membutuhkan kesabaran lagi. Maka disinilah letak pentingnya pendidikan karena pendidikan itu adalah pembiasaan. disitulah pentingnya ada lembaga-lembaga yang di dalamnya ada sistem yang mendidik anak-anak kita untuk menjadi anak-anak yang baik dan cinta pada agama dan negara.
Ketiga, روح الجماعة secara sederhana bisa diartikan sebagai kolektifitas atau sinergitas. Dulu ketika Rasulullah SAW membangun masjid nabawi di madinah beliau turun ke lubang kemudian mengajak dari perwakilan muhajirin dan anshor turun ke lubang yang sama untuk meletakkan batu, untuk menggali pondasi. Do’a beliau adalah:
اللهم لا عيش إلا عيش الأخرة فاغفر الأنصار و المهاجر
Muhajirin dan anshor diletakkan dalam satu tarikan nafas, sama-sama dihargai dan dimuliakan, semuanya diperankan dan tidak ada yang disingkirkan. Maka ketika peran itu dimaksimalkan oleh Rasul SAW, semua dihargai dengan kontribusi, talenta dan bakatnya. Kekurangan itu miliki atau konsumsi pribadi sementara kemanfaatan itu untuk komunitas maka ketika itu terjadi terbangunlah masjid nabawi maka semua masyarakat madinah merasakan bahwa masjid nabawi adalah milik mereka bersama, kita bisa bayangkan kalau ada tempat ibadah yang dibangun oleh seseorang sendirian, mulai dari uangnya, menaikkan batanya sampaipun dia jadi menjadi suatu masjid maka dapat dipastikan rasa memiliki akan berbeda dibanding apabila masjid dibangun bersama-sama dengan amal jariyah kolektif dari seluruh umat yang ada dari keringat yang tumpah tidak hanya dari satu orang tapi beratus-ratus orang. Semuanya bersama dalam satu pekerjaan dalams satu amal shalih maka ketika masjid itu berdiri dia akan dimiliki oleh semua dan semua memiliki semangat untuk menjaga kebaikan masjid itu.
Ma’asyrol muslimin rohimakumulloh
Tiga hal yang disampaikan para ulama’ ini kiranya bagi kita semua bisa kita korelasikan dengan apapun yang kita hadapi. Ketika kita ingin melakukan suatu tugas baik pada tataran keummatan pemerintahan atau apapun yang Allah titipkan amanahnya kepada kita sebagai pendidik, orang tua, guru dan apapun. ketiga hal ini kiranya menjadi hal penting dan selalu kita pedomani.
Kalau anda menanam padi maka rumputpun pasti ikut tumbuh sebaliknya kalau anda menanam rumput, tidak mungkin bisa akan tumbuh padi. Bekerjalah untuk akhiran, carilah ridha Allah maka yang lain-lain akan pasti mengikuti.

Inilah al-khatib bisa sampaikan pada kesempatan ini, semoga kita dapat menyongsong ramadhan dengan sebaik-baik persiapan. Semoga kita dapat menghadirkan ibadah pada bulan ramadhan dengan seikhlas-ikhlasnya ibadah sehingga kita mendapat apa yang dijanjikan nabi kita nabi besar Muhammad SAW pada penghujung ramadhan kita mendapatkan itqun minannar kebebasan atau pembebasan dari api neraka. 

Deixe aqui seu comentario :

0 komentar to “ Khutbah Jum’at TGB (Tuan Guru Bajang) DR. TGH. Zainul majdi, M. A Di Masjid Al-Firdaus Yogyakarta ”